Entah orang yang bersangkutan akan marah atau tidak ketika aku menuliskan ini.. tapi sebelum emosi, jangan kawatir men, aku nggak akan menuliskan sesuatu yang merugikan kita kususnya anda.. dan batas privasi anda tidak akan kuruntuhan di sini...
Well, di sini aku ingin berbagi seputar bagaimana konflik itu tak selamanya merugikan.. tentu saja tergantung pada bagaimana kita menyikapinya.. namun seseorang telah menyadarkanku cara baru untuk menyikapi suatu konflik..
1. Untuk kesekian kian kalinya aku mengalami konflik bilateral dengan orang yang sama.. dia bilang mungkin karena kita punya sifat yang bertolak belakang, tapi aku bilang karena kita punya 1 sifat yang sama yaitu sama-sama keras kepala.. Tapi bukan masalah beda atau sama.. Yang terpenting bagiku adalah bagaimana kita sama-sama punya kemauan dan niat untuk menyelesaikan suatu permasalahan..
2. Permasalahan tidak selesai setelah kita menemukan siapa yang salah dan siapa yang benar.. namun karena kita telah menemukan 'harta karun' berupa keterbukaan dan kebijaksanaan dari hati untuk minta maaf dan memaafkan..
3. Tidak dipungkiri dan sangat manusiawi bahwa jilat api emosi terkadang membakar pikiran dan jiwa kita tanpa kita punya cukup air ketenangan untuk memadamkannya sebelum meledak.. dan... DUARR!! setelah itu benar-benar meledak, pikiran kita 35% lega namun 65% akan kepikiran dan terus kepikiran.. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah sikap tenang dan memahami dari 'korban' yang baru saja terkena ledakan wkwk..
aku mengambil contoh dari konflik yang kemarin baru terjadi, ketika aku meledak seperti nuklir berbahan TNT 100 ton, dia hanya diam, bilang 'sorry' lirih sambil mengangkat kedua tangannya seakan aku sedang pegang pistol calliber dan siap menembak kepalanya.. Pada saat itu aku berpikir dia bersikap tidak peduli, aku menatapnya penuh amarah kemudian pergi...
4. Yah, memang dalam keadaan buta seperti itu tidak ada secuil kebaikannya yang terbayang.. Yang ada hanyalah salah salah dan salah.. Untuk yang ini, mungkin sebaiknya kita tarik nafas dalam-dalam, atau jika memungkinkan, untuk mendinginkan kepala, anda bisa pergi ke warung terdekat membeli es teh dan siramkan ke kepala anda.. kekekekk.. bilang aja hari ini anda ulang taun dan di kasi kejutan sama si penjual warung.. wkwk
eeelah, back to the topic.. Well, ketika kita dalam keadaan yang memandang dia serba salah, kita baiknya 'membalik kacamata' dengan mencoba berpikir dari sudut pandangnya.. apakah kita juga salah ? tentu saja!! (eh, salah nggak ya.. nggak ah.. hehe ) mari kita tetap tenang dan berpikir positif.. mungkin dia begini, atau begitu atau ginigitu.. pokonya kita cari-cari alasan apa aja yang berpihak padanya..
5. Dengan kita berpikir kritis bahwa dia memiliki alasan-alasan yang lebih baik ketimbang yang kita pikiran, saat itulah kita mulai dapat melepas ketegangan.. Kita sudah mulai bisa memperjauh jarak pandang dengan menghilangkan kabut-kabut kebencian untuk sementara waktu..
6. Saat saat seperti ini adalah saat-saat emas di mana si 'korban ledakan' tadi sudah bisa memulai memberikan penjelasan-penjelasannya.. Karena ketika si 'pelaku ledakan' sudah mulai tenang, saat itu lah dia mulai peduli dan mau mendengar penjelasan.. Tinggal apakan si 'korban ledakan' peka dan punya cukup nyali untuk memulai menyelesaikan konflik..
7. Setelah sampai pada tahap ini, negosiasi dapat terjadi dengan lancar.. ingat ya, NEGOsiasi, bukan nEGOISasi.. dan bagi anda yang sedang berada di posisi 'korban ledakan' atau orang yang tersalahkan, ada baiknya anda mencontoh 'dia'..
dia menjelaskan dari akar permasalahan, membuka satu persatu menyebab seperti dia sedang membuka lapak dagang dan menata produk-produk yang akan dijual.. satu persatu di keluarkan, di jelaskan, dan di tata rapi meski sedikit membingungkan (hehe)
8. dalam tahap ini jangan hanya mengungkapkan kesalahan kesalahan dan kekurangan saja.. namun bijaknya, kita utarakan apa yang membuat kita salut padanya, utarakan segi positifnyam utarakan betapa anda sedang dalam keadaan positif thinking kepadanya, kemudian berikan saran untuk mengimbangi kata "tetapi".. Jangan lupa untuk selalu memilih kata yang bijak dan masuk akal untuk setiap alasan anda..
9. Well, setelah mendengar penjelasan anda, saya menjamin 90% (in sya Allah) emosi nya benar-benar hilang berganti dengan kesadaran dan keterbukaan untuk mau berdamai dan memaafkan.. :)
Nah, dari 9 langkah di atas, pada intinya adalah suatu konflik akan terselesaikan ketika kita sama-sama bisa mendewasakan diri dan bersikap terbuka, objektif, serta memaklumi orang lain..
Anda akan menemukan kalimat-kalimat tak terduga yang sebelumnya tak tersirat di benak anda..
Bahwa sebenarnya kita juga bisa saja salah dan orang yang kita anggap sangat bersalah itu ternyata juga memiliki alasan-alasan logis bin kuat dibalik tindakan nya..
Mari saling memahami berbagai karakter orang..
Mari saling mengerti dan menghargai..
Yang terpenting adalah mari kita saling mencoba tuk selalu menjaga perasaan orang lain..
Selamat Berdamai^^
dedicated for mc9
Well, di sini aku ingin berbagi seputar bagaimana konflik itu tak selamanya merugikan.. tentu saja tergantung pada bagaimana kita menyikapinya.. namun seseorang telah menyadarkanku cara baru untuk menyikapi suatu konflik..
1. Untuk kesekian kian kalinya aku mengalami konflik bilateral dengan orang yang sama.. dia bilang mungkin karena kita punya sifat yang bertolak belakang, tapi aku bilang karena kita punya 1 sifat yang sama yaitu sama-sama keras kepala.. Tapi bukan masalah beda atau sama.. Yang terpenting bagiku adalah bagaimana kita sama-sama punya kemauan dan niat untuk menyelesaikan suatu permasalahan..
2. Permasalahan tidak selesai setelah kita menemukan siapa yang salah dan siapa yang benar.. namun karena kita telah menemukan 'harta karun' berupa keterbukaan dan kebijaksanaan dari hati untuk minta maaf dan memaafkan..
3. Tidak dipungkiri dan sangat manusiawi bahwa jilat api emosi terkadang membakar pikiran dan jiwa kita tanpa kita punya cukup air ketenangan untuk memadamkannya sebelum meledak.. dan... DUARR!! setelah itu benar-benar meledak, pikiran kita 35% lega namun 65% akan kepikiran dan terus kepikiran.. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah sikap tenang dan memahami dari 'korban' yang baru saja terkena ledakan wkwk..
aku mengambil contoh dari konflik yang kemarin baru terjadi, ketika aku meledak seperti nuklir berbahan TNT 100 ton, dia hanya diam, bilang 'sorry' lirih sambil mengangkat kedua tangannya seakan aku sedang pegang pistol calliber dan siap menembak kepalanya.. Pada saat itu aku berpikir dia bersikap tidak peduli, aku menatapnya penuh amarah kemudian pergi...
4. Yah, memang dalam keadaan buta seperti itu tidak ada secuil kebaikannya yang terbayang.. Yang ada hanyalah salah salah dan salah.. Untuk yang ini, mungkin sebaiknya kita tarik nafas dalam-dalam, atau jika memungkinkan, untuk mendinginkan kepala, anda bisa pergi ke warung terdekat membeli es teh dan siramkan ke kepala anda.. kekekekk.. bilang aja hari ini anda ulang taun dan di kasi kejutan sama si penjual warung.. wkwk
eeelah, back to the topic.. Well, ketika kita dalam keadaan yang memandang dia serba salah, kita baiknya 'membalik kacamata' dengan mencoba berpikir dari sudut pandangnya.. apakah kita juga salah ? tentu saja!! (eh, salah nggak ya.. nggak ah.. hehe ) mari kita tetap tenang dan berpikir positif.. mungkin dia begini, atau begitu atau ginigitu.. pokonya kita cari-cari alasan apa aja yang berpihak padanya..
5. Dengan kita berpikir kritis bahwa dia memiliki alasan-alasan yang lebih baik ketimbang yang kita pikiran, saat itulah kita mulai dapat melepas ketegangan.. Kita sudah mulai bisa memperjauh jarak pandang dengan menghilangkan kabut-kabut kebencian untuk sementara waktu..
6. Saat saat seperti ini adalah saat-saat emas di mana si 'korban ledakan' tadi sudah bisa memulai memberikan penjelasan-penjelasannya.. Karena ketika si 'pelaku ledakan' sudah mulai tenang, saat itu lah dia mulai peduli dan mau mendengar penjelasan.. Tinggal apakan si 'korban ledakan' peka dan punya cukup nyali untuk memulai menyelesaikan konflik..
7. Setelah sampai pada tahap ini, negosiasi dapat terjadi dengan lancar.. ingat ya, NEGOsiasi, bukan nEGOISasi.. dan bagi anda yang sedang berada di posisi 'korban ledakan' atau orang yang tersalahkan, ada baiknya anda mencontoh 'dia'..
dia menjelaskan dari akar permasalahan, membuka satu persatu menyebab seperti dia sedang membuka lapak dagang dan menata produk-produk yang akan dijual.. satu persatu di keluarkan, di jelaskan, dan di tata rapi meski sedikit membingungkan (hehe)
8. dalam tahap ini jangan hanya mengungkapkan kesalahan kesalahan dan kekurangan saja.. namun bijaknya, kita utarakan apa yang membuat kita salut padanya, utarakan segi positifnyam utarakan betapa anda sedang dalam keadaan positif thinking kepadanya, kemudian berikan saran untuk mengimbangi kata "tetapi".. Jangan lupa untuk selalu memilih kata yang bijak dan masuk akal untuk setiap alasan anda..
9. Well, setelah mendengar penjelasan anda, saya menjamin 90% (in sya Allah) emosi nya benar-benar hilang berganti dengan kesadaran dan keterbukaan untuk mau berdamai dan memaafkan.. :)
Nah, dari 9 langkah di atas, pada intinya adalah suatu konflik akan terselesaikan ketika kita sama-sama bisa mendewasakan diri dan bersikap terbuka, objektif, serta memaklumi orang lain..
Anda akan menemukan kalimat-kalimat tak terduga yang sebelumnya tak tersirat di benak anda..
Bahwa sebenarnya kita juga bisa saja salah dan orang yang kita anggap sangat bersalah itu ternyata juga memiliki alasan-alasan logis bin kuat dibalik tindakan nya..
Mari saling memahami berbagai karakter orang..
Mari saling mengerti dan menghargai..
Yang terpenting adalah mari kita saling mencoba tuk selalu menjaga perasaan orang lain..
Selamat Berdamai^^
dedicated for mc9
Komentar
Posting Komentar