Langsung ke konten utama

Dedicated for My Lovely Brother and Sister

Buat dua kakak ku tercinta :

Afif Imaduddin dan Irfani Fithria Ummul Muzayanah


-----------------------------------------------------------

Salam dari adekmu, Rossi Rizki Bestari..

Aku tau nggak semua orang beruntung bisa punya kakak laki-laki dan kakak perempuan. di tambah status menjadi adek paling bungsu. Dan menjadi adek kalian adalah suatu anugerah takdir tersendiri yang paling indah.

Kira kira "hampir" 18 tahun yang lalu aku hadir dalam keluarga ini. Keluarga yang di ketuai oleh seorang imam yang cerdas dan tangguh beserta wakil ketua seorang wanita shalihah yang perkasa.

Kini silsilah pohon kehidupan itu semakin bercabang dan semakin berkembang. Yang mulanya hanya terdiri dari 5 orang anggota inti, sekarang sudah ter'register' 4 anggota inti baru. Dan in sya Allah masih akan ada anggota-anggota inti baru lagi yang akan bergabung di kemudian hari.




Namun proses menujunya bukanlah sesuatu yang instan. Kita mengalami banyak proses dan banyak momen. Tapi satu inti yang ingin aku ungkapkan pada kalian, kakak. Tentang bagaimana perasaan seorang adik.

Tentu lucu ketika kita flashback tentang kenangan bertahun-tahun lalu ketika aku masih seorang balita kecil yang tiada hari tanpa menangis. Siapa lagi yang membuat menangis ? Ya kalian. haha . Adek bungsu, kecil, mungil, tak berdaya selalu jadi sasaran empuk untuk tindakan pembullyan. Entah itu di smack down atau di jadikan percobaan menghafal jurus-jurus baru SH mas. Atau jadi kelinci percobaan make up artist dari mbak, lalu di foto, di cetak 5R, dan sempat dipajang namun terlihat seperti Osin anak jepang sipit yang pake baju pesta merah marun.

Tapi sekarang kita semua sudah sama-sama dewasa. Khususnya aku yang sekarang telah diakui sebagai penduduk resmi Indonesia lengkap dengan KTP dan SIM. (meski SIM 1993 wkwk) Aku telah belajar banyak hal dari kalian.

Dari mbak, aku belajar ketekunan dan semangat belajar. Aku ingin mengikuti jejak langkahmu yang telah tercetak di tanah-tanah negara-negara dunia. Aku ingin juga setiap beberapa bulan sekali selalu ada jadwal "manggung" bersama komite ekonomi di negara-negara yang berbeda. Aku ingin jadi dosen, ingin kuliah di UI, cumlaude UI, ingin ini itu mu yang serba membanggakan.
Aku juga belajar bagaimana mbak always treat me well. Membelikan ku barang-barang yang ku suka, mengantarku ke kober, ngajak keliling UI, nyuruh nunggu sambil menikmati eksklusifnya perpustakaan ekonomi UI, mengajak ku wisata kuliner makanan korea, dan apalah semuanya. Makasih mbak fani :)

Dari mas, aku belajar perhatian dan kasih sayang. Aku pengen punya suami kayak mas. Cuek cuek tapi perhatian banget. Kasih Sayang yang diwujudkan bukan dengan kata-kata, melainkan dengan tindakan nyata. Mas gak pernah nolak apa yang aku pengen. Dan tetep, mas selalu mengen-mengen in tiap dia abis order barang Arsenal baru. Di rumah mas, nggak ada barang yang nggak Arsenal. Dan nggak ada Arsenal yang nggak ori.
Kalo sama mas aku selalu lebih bisa los dan nggak merasa kesepian. Selalu bisa ketawa bareng. Yeah, bisa dibilang satu species lah. Species manusia aneh yang geje tapi tetep unik hehehe. Kalo soal mendesain sesuatu mas pokok nya nomer satu. Aku belajar game simulator juga dari mas. aku tertarik sama game bangun-bangun rumah, kota, taman, dll juga dari mas. Mas ngajari aku untuk mengaktifkan otak kananku. Makasih mas Afif :)

Dan waktu terus berputar dengan rodanya yang terus berjalan kedepan memaksa kita semua terhanyut dalam pusaran waktu yang irrevesibel.

Sekarang Mbak sudah punya keluarga sendiri. Mas Aji, Aliya, Khanza.
Sebentar lagi Mas pun juga akan sama seperti mbak. Menikah.

Tibalah aku untuk mengungkapkan inti dari apa yang namanya naluri seorang adik.
Ketahuilah selalu ada rasa kehilangan ketika telah tiba waktu di mana kalian memiliki pendamping hidup. Dan ketika tiba waktunya, rasa kehilangan itu semakin besar dan membesar. menyesakkan dada dan mendesak air mata keluar deras. Ketakutan bahwa adek akan terlupakan atau di nomor duakan. Tentu rasa itu ada.
Namun aku sekarang sudah dewasa. Sudah bisa berpikir dan menentukan sikap. Sudah bisa memahami takdir kodrati sang Illahi.
Tentu aku ikut bahagia. Tentu aku ikut mendoakan kalian agar selalu dimudahkan dalam urusan dan rezeki. Berbahagia kita karena dibesarkan oleh dua orang tua yang hebat yang mendidik kita dengan dasar-dasar Islam di benak kita.

Khususnya mas. Aku lupa kapan terakhir kali mas cium aku. mungkin SD. Tapi hari ini aku merasakan hal yang berbeda. semacam ketidak relaan untuk melepas gandengan tangan ku dan membiarkan mu kembali pulang ke kota orang.Hari ini hari terakhir aku ketemu mas dengan status belum menikah. Dua minggu lagi kita ketemu tapi untuk mentrasformasi dirimu menjadi imam baru untuk keluargamu. Aku nggak mau melepas gandengan ku, aku nggak mau melepas pelukku, dan aku mencium pipi mu dengan penuh sayang. Lalu kau balas dengan satu kecupan di kening dan salim sayang.
Terbesit lagi di benakku, momen momen dramatis serupa. Saat mas masih kuliah di Bandung, saat itu aku ingat betul aku masih kelas 4 SD dan bapak ibu naik haji. Aku nganter mas ke stasiun, jujur saat itu air mataku hampir tumpah. Aku nggak ingin mas balik ke Bandung. Aku pengen sama mas terus.
Terbesit lagi masa lain saat aku masih SD dan mas masih SMA. tiap pagi aku berangkat sekolah bareng mas. di anter mas.
Tapi sekarang kita sudah sama-sama bertransformasi mengikuti arus kehidupan. Jarang nya waktu untuk ketemu mas membuat kita sama-sama memanfaatkan setiap momen dengan bijaksana. Masih teringat saat mas bilang mas lama nggak denger suaraku nangis terus aku di suruh nangis kayak pas waktu kecil. wkwk lucu banget.
Momen momen indah itu, meski tak terabadikan dalam bentuk fisik namun akan selalu abadi dalam benak dan memori ku.

Aku kangen mas. Aku sayang mas.
Selamat menempuh hidup baru mas. Semoga Allah selalu memberkahi kita sekeluarga dengan Rahmat dan Hidayah-Nya. aamiin..

Yang terakhir untuk kakak-kakak ku tercinta..
Terimakasih Karena telah menjadi kakak yang baik..
maaf bila aku sebagai adik kadang punya salah dan hal yang menjengkelkan..
But, surely, I love you so much.. :)

Tertanda,

Rossi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The New Blog

Roda Hidup Terus Berputar

" Roda-roda terus berputar... Tanda masih ada hidup..." - Song Liric Ya, roda hidup memang teruslah berputar.. tanda kehidupan kita memanglah masih "hidup".. Melihat definisi "hidup" sendiri, kita bisa mengetahui bahwa hidup adalah suatu dinamika. tidak ada dinamika, tidak hidup.. Hidup itu bukan stagnansi. Hidup itu adalah proses yang berkesinambungan.. Dan proses adalah suatu pergerakan.. Gerakan adalah perpindahan posisi.. Perpindahan posisi berarti perpindahan kedudukan.. Dari titik awal ke titik selanjutnya.. Sebuah petuah dari saya, untuk kita semua.. Termasuk untuk saya sendiri terutama.. Bukan sebagai tindakan "sok menggurui" namun sebagai tindakan "saling berbagi" Untuk yang merasa sedang berada di atas, dan untuk yang merasa sedang berada di bawah.. Ingatlah kata2 kausatif saya di paragraf 1.. bagai mana hidup itu terkait dengan perpindahan dari satu titik ke titik selanjutnya.. Roda berputar bukan berarti kita akan s