Langsung ke konten utama

Postingan

The New Blog

Postingan terbaru

Selamat Datang Kembali

Tertanggal hari ini, aku mencoba kembali merevitalisasi hobi yang telah lama tenggelam. Seperti yang telah rekan2 ketahui, saya “pernah” senang menulis. Menulis apa saja. Terbukti dengan telah banyaknya posting yang saya buat dalam blog ini. Sekaligus caption2 panjang yang saya sematkan dalam setiap posting foto Instagram atau stories saya. Hobi tersebut timbul dan tenggelam. Tertimbun kegiatan-kegiatan yang tiada henti serta kelembaman yang mengalahkan diri. Terakhir menulis di blog ini tertanggal 27 Agustus 2015. Wow! 3 tahun yang lalu. Dan draft yang ada tapi tidak terpublish tertanggal 13 November 2016 berjudul “For You”. Singkatnya, ucapkan kembali selamat datang. Mari kita mulai lagi. Karena yang setelah ini aku tulis benar2 harus ku tulis. Semoga kamu baca. Entah kamu yang mana. Tunggu saja.

Dare to have a Solo Female Backpacking !!

Hai hai.. Gmorning! karena gue bikin entrinya pagi2 yaudalaya gmorning.. Jadi gini, sebenernya gue udah menceritakan kejadian ini ke banyak orang, tapi tetap ada sebagian orang yang kurang paham : Mengapa gue solo banget backpacking ? Jomblo ya ? Kesepian ya ? Gak ada yang mau di ajak ya ?. omong kosong itu semua. Niatan ini dimulai ketika gue benar-benar jenuh dengan keramaian. (FYI gue introvert) Secara random gue tiba2 chat bestfriend gue dan bilang gue pengen traveling sendirian. Wal hasil doi bilang pasti wacana -___-" Awalnya gue iseng2 di mulai dengan menentukan tujuan. Ke mana yaa kemana yaaa.. Lalu tercetuslah ide untuk ke Bundang . alias Bandung marbundang. Why Bandung ? Kotanya sejuk, hawa adem, tata kota cantik, reachable, aman, aksesabilitas tinggi, dan banyak kenangan. ups. ga deng yang terakhir. Akhirnya gue browsing2 tempat apa yaa yang enak.. apa yaa.. Tahura, Cihampelas, Curug, ... hmm tiba2 gue scrolling TL BBM dan menemukan wanda memasang DP dengan back

Menilik Kembali "Larangan" Islam dengan Tidak secara Harfiah

Bagi kaum feminis tentunya tidak asing lagi bahwa banyak pendapat yang menyatakan bahwa wanita haid (menstruasi) tidak boleh menyentuh al Quran. Ada lagi pendapat menyatakan bahwa wanita haid boleh menyentuh Al Quran terjemahan dan bukan mushaf (yang full tulisan arab). Kemudian apakah kita cukup dengan berkata "Itu semua kembali pada individu masing-masing mau menganut pendapat yang mana" . Tentunya segala urusan di dunia akan selesai dan putus begitu saja manakala kalimat "pamungkas" itu sudah keluar dari bibir perdebatan sengit. Namun yang akan saya tulis di sini bukanlah bermaksud untuk menyalahkan atau membenarkan. Namun lebih kepada membuka wawasan pembaca entry ini bahwa pemikiran ternyata tak sesempit apa yang tertulis. Murni mengatasnamakan bebebasan berpendapat dan mengemukakan pemikiran. Tersirat selalu berjuta kali lipat lebih luas daripada apa yang tersurat. Jangan lupa sebelum anda membaca entry ini, saya memohon agar anda benar-benar berpikiran netr

Mempertanyakan "Kita"

Pagi itu jalanan telah jauh dari kata lengang. Suara gemuruh kuda-kuda besi merongrong jalanan kota kecilku. Pukul 6.45 menit. Tepat aku berhenti di perlimaan kota dari arah selatan. Seperti biasa, kamu keseringan tidak hoki karena biarpun sudah kau pacu motor mu 65 km/jam melesat membelah jalanan, tetap saja traffic light keburu berubah merah 3 detik sebelum kau berhasil mencuri jalan. Sial. Dan kamu pun tertunda 112 detik menuju ke sekolah. *** Hari ini dia terbangun malas-malas. Baru mandi jam 6.15 pagi kemudian bergegas menyiapkan pelajaran pagi itu juga. pukul 6.40. Dia baru tersadar hari ini ada tes lari dari guru olahraga nya yang bisa dibilang cukup untuk dikatakan terlalu disiplin. Buru-buru dia meraih kunci motornya dan memacu membelah jalanan sambil berkelok-kelok mendahului para pejalan lamban. Counter traffic light berhitung mundur. 5 detik lagi berubah merah. Semakin garang dia memacu motornya untuk mendapatkan sekelumit lampu hijau yang sudah diujung menguning. Berha

Anakmu Pulang

11 jam perjalanan menggunakan ular besi ini kutempuh demi berjumpa dengan kota kecilku tercinta yang sekarang sudah menjelma menjadi metropolitan dengan 4 buah mall beterbaran di kisi-kisi kota.. Alhamdulillah sekarang ku sudah berhasil menjejakkan kakiku di tanah Madiun.. Rindu.. Hari masih terlalu dini untuk menyembulkan sang matahari menyinari cakrawala.. Jam 3.15 dini hari.. Aku berjalan menuju pintu keluar Stasiun Madiun dan mencari sosok ayahku tercinta.. Tak ku jumpai beliau hingga beberapa menit kemudian sebuah tangan menggait bawaanku.. Kemudian ku cium tangannya dan ku peluk erat tubuhnya.. Bapak.. Ku ikuti langkah kakinya menuju mobil hitam yang telah terparkir gagah dipinggir jalan.. Sejurus kemudian aku telah sampai di tempat yang paling kurindukan, rumah.. .

Jari Lancang yang Mulai Menari

Malam ini, segelayut awan hitam nan pekat telah bersemayam di cakrawala.. Menelan sisa-sisa senja yang perlahan merubuhkan puing-puing sinar matahari.. Bulan tak nampak malam ini.. Tertutup oleh senyum manismu yang menyilaukan malamku.. Menyendiri dalam tepian keramaian yang tengah bergemuruh.. Kenapa ? apakah sepucuk tawamu sebegitu mahalnya? Aku ingin menghampiri tubuh yang terlindung jaket hitam itu.. Bertanya sekedar melepas dahaga keingin tahuan dan keheranan yang telah mencapai tingkat yang tak tentu lagi ujung pangkalnya.. Apakah kakak? Apakah cahaya redup monitor telepon selulermu menjanjikan kebahagiaan seribu kali lipat dari layar nyata yang sekarang tengah menari semarak di depan matamu ? Apakah kakak ? Apakah gelak tawa konyol ini tak sedikit pun menggelitik mu untuk menggerakkan bibir dan tertawa lepas ? Sebegitukah mahal senyum tawamu ?