Langsung ke konten utama

Jangan Bermain dengan Takdir

Sekilas mungkin baca judulnya agak ngeri ya. Tapi yang ingin saya utarakan di sini bukan lah kejamnya takdir mempermainkan kita atau apalah anda menyebutnya. Sama sekali bukan entri untuk menyalahkan takdir ataupun menghujat betapa kejam nya takdir. Namun saya hanya ingin kita semua menyadari. baik saya maupun anda. Tidak perlu lah kita menyesali apa yang telah terjadi. Check it out :)


Jika anda muslim, anda pasti tahu tentang rukun iman ? Masih ingat ? Masih hafal ? Baiklah akan saya review lagi agar anda bisa semakin paham dengan apa yang ingin saya sampaikan nanti.

Rukun Iman :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar ( Takdir Allah )

Well, sekarang sudah ingat ? Sesuai judul, kita akan lebih menekankan kepada urutan yang ke 6.

TAKDIR

Aku sempat terbelenggu oleh penyesalan akan masa lalu dan apa-apa yang telah aku perbuat sebelumnya..
Aku merenungi apakah yang telah kuperbuat selama ini benar atau salah..
Aku merenung dan terus menerung..
Aku berpikir, lalu mulai menyesali diri..
Namun aku tak berhenti merenung..
Dan benar saja sejenak kemudian seberkas pemikiran berkelebat di dalam benakku..

Mengapa aku takut ?
Mengapa aku menakutkan sesuatu hal yang sebenarnya tak perlu untuk di takutkan ? ( yaa tapi terkecuali yg berbau horror aku blum bisa menemukan alasan mengapa aku sangat menakutinya hehe )

Tiba-tiba aku menemukan suatu pemikiran.. Pemikiran yang semoga layak untuk dibagikan..



Semua yang terjadi memanglah harusnya terjadi.. Takdir jawabannya..
Takdir tak selamanya otoritas.. Oleh Tuhan kita tetap di beri pilihan bagaimana cara kita untuk membuat takdir kita sendiri, bagaimana kita menjalani takdir itu, dan bagaimana kita menyikapi takdir yang tak dapat diubah..

Jangan menyesali apa yang telah terjadi..
Semua yang terjadi memanglah harus terjadi tak peduli apa kita ingin atau tak menginginkannya..
kita harus percaya kepada takdir..
Logikanya, tak ada sehelai daun pun yang gugur dari dahannya tanpa seizin Allah..
Tentu saja tak ada secercah peristiwa pun yang terjadi tanpa seizin Allah..
Bila sesuatu itu-baik atau buruk- telah terjadi pada kita, memang itulah yang harus terjadi..
Bila sesuatu yang kita ingin kan tak kunjung terjadi, maka ada 2 kemungkinan :
1. Allah tidak meridhoi nya terjadi dan telah menyiapkan rencana yang lebih baik
2. Allah belum meridhoinya terjadi dan masih mungkin terjadi di kemudian hari


Takdir seakan menjadi bagian dari setiap hela nafas kita..
Jika Allah tak menghendakinya terjadi, PASTI itu tak akan pernah terjadi..
Jika Allah telah menghendaki itu terjadi,
Maka tak ada setitik halangan pun yang dapat menghentikan kehendak Nya..

So, terimalah apapun yang terjadi pada diri kita baik di masa lalu, sekarang, atau pun besok..
Jangan menghujat dan jangan menyesali..
Jangan bermain dengan takdir.. Dalam artian semakin kita membenci apa yang terjadi pada kita, semakin hal itu akan menjadi berat untuk di jalani..
Mari kita sama-sama menguatkan diri untuk tetap tegar dan mengangkat dagu dalam menghadapi setiap takdir kita..
Tanamkan dan camkan : Apa yang terjadi memang harus terjadi
Namun tetaplah berpegang pada Allah.. Selama kita masih berada dalam lingkaran kebenaran yang telah ditentukan oleh Nya, selama itu lah kita selalu punya harapan untuk bahagia di kemudian hari..

Ingat lah ayat-ayat Al Quran.. Dimana Al Quran mengajaari kita bagaimana untuk hidup dengan benar.. bukan hidup dengan baik.. baik belum tentu benar, namun benar sudah tentu baik..

" Setelah Kesulitan ada Kemudahan " ~ Q.S Al Insyirah :5
" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" ~ Q.S Al Baqarah : 286

JALANI TAKDIRMU, HADAPI DENGAN BIJAKSANA..
AS LONG AS WE LEAN ON THE GOD'S SIDE, WE WILL WIN...

tq



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The New Blog

Dedicated for My Lovely Brother and Sister

Buat dua kakak ku tercinta : Afif Imaduddin dan Irfani Fithria Ummul Muzayanah ----------------------------------------------------------- Salam dari adekmu, Rossi Rizki Bestari.. Aku tau nggak semua orang beruntung bisa punya kakak laki-laki dan kakak perempuan. di tambah status menjadi adek paling bungsu. Dan menjadi adek kalian adalah suatu anugerah takdir tersendiri yang paling indah. Kira kira "hampir" 18 tahun yang lalu aku hadir dalam keluarga ini. Keluarga yang di ketuai oleh seorang imam yang cerdas dan tangguh beserta wakil ketua seorang wanita shalihah yang perkasa. Kini silsilah pohon kehidupan itu semakin bercabang dan semakin berkembang. Yang mulanya hanya terdiri dari 5 orang anggota inti, sekarang sudah ter'register' 4 anggota inti baru. Dan in sya Allah masih akan ada anggota-anggota inti baru lagi yang akan bergabung di kemudian hari.

Roda Hidup Terus Berputar

" Roda-roda terus berputar... Tanda masih ada hidup..." - Song Liric Ya, roda hidup memang teruslah berputar.. tanda kehidupan kita memanglah masih "hidup".. Melihat definisi "hidup" sendiri, kita bisa mengetahui bahwa hidup adalah suatu dinamika. tidak ada dinamika, tidak hidup.. Hidup itu bukan stagnansi. Hidup itu adalah proses yang berkesinambungan.. Dan proses adalah suatu pergerakan.. Gerakan adalah perpindahan posisi.. Perpindahan posisi berarti perpindahan kedudukan.. Dari titik awal ke titik selanjutnya.. Sebuah petuah dari saya, untuk kita semua.. Termasuk untuk saya sendiri terutama.. Bukan sebagai tindakan "sok menggurui" namun sebagai tindakan "saling berbagi" Untuk yang merasa sedang berada di atas, dan untuk yang merasa sedang berada di bawah.. Ingatlah kata2 kausatif saya di paragraf 1.. bagai mana hidup itu terkait dengan perpindahan dari satu titik ke titik selanjutnya.. Roda berputar bukan berarti kita akan s