Langsung ke konten utama

Menilik Kembali "Larangan" Islam dengan Tidak secara Harfiah

Bagi kaum feminis tentunya tidak asing lagi bahwa banyak pendapat yang menyatakan bahwa wanita haid (menstruasi) tidak boleh menyentuh al Quran. Ada lagi pendapat menyatakan bahwa wanita haid boleh menyentuh Al Quran terjemahan dan bukan mushaf (yang full tulisan arab). Kemudian apakah kita cukup dengan berkata "Itu semua kembali pada individu masing-masing mau menganut pendapat yang mana" . Tentunya segala urusan di dunia akan selesai dan putus begitu saja manakala kalimat "pamungkas" itu sudah keluar dari bibir perdebatan sengit.

Namun yang akan saya tulis di sini bukanlah bermaksud untuk menyalahkan atau membenarkan. Namun lebih kepada membuka wawasan pembaca entry ini bahwa pemikiran ternyata tak sesempit apa yang tertulis. Murni mengatasnamakan bebebasan berpendapat dan mengemukakan pemikiran. Tersirat selalu berjuta kali lipat lebih luas daripada apa yang tersurat. Jangan lupa sebelum anda membaca entry ini, saya memohon agar anda benar-benar berpikiran netral. Jangan emosi apabila memang anda kurang setuju dengan apa yang akan saya jabarkan. Pun saya sangat senang apabila pemikiran yang saya dapat dari ayah saya ini dapat disempurnakan dengan berbagai argumen dan dalil.

Baiklah mari sekarang kita mulai.


Semua ini bermula dari keterbatasan pengetahuan saya. Ketika saya dan teman2 saya sedang windows shopping di Bulan Ramadhan di salah satu toko buku ternama. Kebetulan salah 1 teman saya sedang berhalangan sehingga dia tidak melaksanakan puasa. Kemudian kami melihat-lihat koleksi al quran di toko buku tersebut. Dan berkata ia ketika saya menyodorkan sebuah alquran cantik berterjemahan : "Ah jangan, aku sedang haid. Apakah alquran itu berterjemahan atau tidak ? karena kata teman kampus saya kalau wanita haid boleh memegang alquran berterjemahan namun tidak boleh memegang mushaf"
Saya sedikit terperanjat karena saya baru mengetahui pendapat tersebut. Kemudian saya dan teman saya dengan pemahaman bahwa "Wanita haid tidak boleh sama sekali menyentuh alquran kecuali ada tabir (sekat) antara kulit dengan alquran" saling mengamini pendapat bahwa memang sama sekali tidak boleh menyentuh alquran apapun jenis alqurannya. Baik yang berterjemahan maupun mushaf.

Sorenya, ketika matahari mulai malu-malu menyombongkan sinarnya, saya duduk di sofa depan TV bersama ayah saya. Kebetulan ayah saya adalah takmir masjid dekat rumah dan sering mengimami dan mengisi ceramah di masjid2. Kemudian kami mulai berdiskusi :

Saya : Pa, masak ada pendapat kalau wanita haid boleh megang alquran yang ada terjemahannya?

Bapak : Meskipun gak ada terjemahannya juga boleh

Saya : loh bukane nggak boleh dua duanya ?

Bapak : Boleh. Kan hadisnya begini, 
yang artinya : “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci.” Q.S Al Waqiah :79


Jadi, al quran itu kan ada 2 : Lisan dan Tertulis. Nah yang tertulis itu adalah buku al quran. Tapi alquran itu sebenarnya bukan hanya terbatas pada ayat-ayat tertulis di buku alquran tersebut. Pohon itu juga alquran, rumah ini juga alquran, mobil kita adalah ayat alquran. Apabila kita mampu menerjemahkannya ke dalam ayat-ayat al quran. Jadi yang di maksud tidak menyentuh kecuali orang-orang yang suci itu bukan hanya suci dalam artian harus berwudhu gitu2. Tapi kalau dicermati lebih dalam, hanya orang-orang yang "hatinya suci dan bersih" yang bisa 'menyentuh' al quran. Misal, preman pemabuk yang hatinya sudah kotor meskipun ia berwudhu pun juga tidak akan bisa "menyentuh" ayat alquran. Kecuali ketika hati preman pemabuk itu sudah suci oleh hidayah. Nabi pun pernah membaca al quran dan tidak berwudhu terlebih dulu. Nabi membaca "alquran" setelah beliau bangun tidur langsung baca alquran. Hadist nya : 
“Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur sampai ketika tiba tengah malam, atau sebelumnya atau sesudahnya, beliau bangun kemudian duduk dan mengusap muka dengan tangan beliau supaya tidak mengantuk, kemudian membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran.” (HR.Al-Bukhary)"
Dan tentu hadist tersebut tidak mulu merujuk pada "buku" alquran. di Zaman Nabi kan belum ada pembukuan Alquran. Nabi sudah pasti hafal alquran, sudah pasti hatinya bersih dan suci, sudah pasti beliau dapat "menyentuh" al quran apapun keadaan beliau.
Tapi, pendapat kalau misal megang alquran itu harus berwudhu dulu, atau kasarannya membawa alquran itu harus diatas pusar dan sebagainya itu pendapat bagus. Itu kan masuk ke dalam nilai-nilai kesopanan. Memang "buku" tersebut mengandung ayat ayat suci alquran jadi nggak pantes di taruh di kaki dan sebagainya. Pun yang berpendapat bahwa wanita haid tidak boleh menyentuh alquran kecuali dengan penghalang pun bisa jadi karena saking menghormati alquran sebgai sesuatu yang sakral.
Tapi kalau dipikir-pikir, bisa jadi itu adalah issue yang dihembus-hembuskan kaum orientalis dan penjajah Islam. Jadi orang-orang islam menjadi "takut-takut" untuk menyentuh alquran. Jadi sulit. Yang harus pake sarung tangan, nanti membalik halamannya jadi susah, yang kalau haid gaboleh menyentuhlah, itu justru menimbulkan ketakutan umat. Bahwa ada sekat antara mereka dengan alquran. Sehingga jauhlah umat dari alquran karena merasa sulit dan takut. See? Mengapa bisa jadi begitu? Karena kaum-kaum orientalis dan penjajah Islam itu tahu bahwa jika umat Islam itu dekat dengan Alquran mereka akan kuat dan tak terkalahkan. Sedangkan bila umat jauh dari Alquran mreka akan lemah. Jadilah Islam lebih mudah untuk dipecah belah.
Jadi, kamu jangan panik kalau dengar issue2 gitu. Pikir dulu, lihat lebih dalam. Jangan hanya berfikir secara harfiah (apa adanya). Pun ayat alquran itu selalu punya makna yang teramat luas. Tidak bisa diterjemahkan dan dipahami secara apa adanya karena memang alquran untuk orang-orang yang berakal. Satu ayat bisa memiliki berjuta makna. Islam itu luwes, Islam itu meringkankan yang berat dan mempermudah yang ringan. 
Berdakwahlah dengan cara yang baik. Jangan membuat mereka takut dan lari. Islam itu bisa di nalar. Tidak ada yang tidak masuk akal. Boleh mengikuti aliran yang mana aja, tapi tetap harus punya pendirian dan prinsip pemikiran sendiri. Amar ma'ruf nahi munkar. Kalau memang punya keraguan dan pertanyaan dari ilmu islam yang baru di dapat dari orang lain jangan segan bertanya kepada orang yang dirasa lebih tahu. Jangan mudah menerimah mentah-mentah. Lihat sekeliling, lihat kondisi. Al quran akan selalu relevan. Gak ada ceritanya alquran perlu amandemen dan revisi. Alquran yang menurunkan adalah Allah. Apa manusia merasa sudah lebih pintar dari Allah sehingga bisa menyatakan bahwa ayat alquran itu perlu direvisi karena sudah tidak relevan ? Ngawur. Aliran-aliran gitu yang perlu kamu hindari. Pun memberi berita dan ilmu ada caranya. Alquran sudah memberikan kita segala pedoman :
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah yang kebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" - Q.S An-Nahl[16] : 125
Kalau ada yang kurang tepat, membantah dengan cara yang baik. Jangan malah dimusuhi. Berikan contoh hikmah yang baik. Oke?
Saya : Okedeh ! Trus Pa, kemaren2 aku lihat di ask.fm
Bapak : Apaan ask.fm?
Saya : yaaa pokok'e sosial media gitulah. jadi gini, ada pertanyaan "Apakah Tuhan beragama? Kalau Tuhan nggak beragama mengapa manusia beragama? Jadi, bukankah yang menciptakan agama itu adalah manusia sendiri?" trus di Jawab sama kalau nggak salah akun @Alvin_411 gini intinya :
Logikanya, Tuhan itu pecipta dan alam semesta itu adalah ciptaan-Nya. Sama halnya kalau Steve Jobs menciptakan Apple, maka segala produk Apple adalah ciptaaan Steve Jobs. Lalu tentunya agar ciptaannya bisa berjalan dengan baik,lancar,awet Steve Jobs bikin dong yang namanya "Buku Panduan" untuk pembelinya . Lalu apakah Steve Jobs memerlukan buku panduan itu? Kan enggak. Karena dia penciptanya, dia tau segala ciptaannya. Sama halnya dengan Tuhan dan kitab suci. Allah menciptakan alam semesta, Allah menurunkan pula "Buku panduan" berupa Al Quran sebagai pedoman. Apakah Allah memerlukan Alquran ? Tidak. Sekarang, apakah agama itu? Agama itu petunjuk, pedoman, panutan. Allah menciptakan manusia tentu Allah memberikan pedoman yaitu agama, agar manusia tidak tersesat dan hidupnya selamat. Jadi untuk apa Tuhan beragama? Untuk apa Tuhan memerlukan pedoman? Tuhan tidak membutuhkan agama atau pedoman karena pedoman ini hanya untuk manusia, hanya untuk makhluk-Nya. Supaya manusia selamat dan tidak terseseat. Jadi memang agama itu datangnya dari Allah. Dari Tuhan.
Bapak : hmmmm apek wi apek.
.
.
Sekian. . .
Huallahualambishowab...
Segala kebenaran datangnya dari Allah dan apabila ada kesahalan atau dirasa logical falacies datangnya adalah dari saya pribadi...
Barakallahu laka...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The New Blog

Dedicated for My Lovely Brother and Sister

Buat dua kakak ku tercinta : Afif Imaduddin dan Irfani Fithria Ummul Muzayanah ----------------------------------------------------------- Salam dari adekmu, Rossi Rizki Bestari.. Aku tau nggak semua orang beruntung bisa punya kakak laki-laki dan kakak perempuan. di tambah status menjadi adek paling bungsu. Dan menjadi adek kalian adalah suatu anugerah takdir tersendiri yang paling indah. Kira kira "hampir" 18 tahun yang lalu aku hadir dalam keluarga ini. Keluarga yang di ketuai oleh seorang imam yang cerdas dan tangguh beserta wakil ketua seorang wanita shalihah yang perkasa. Kini silsilah pohon kehidupan itu semakin bercabang dan semakin berkembang. Yang mulanya hanya terdiri dari 5 orang anggota inti, sekarang sudah ter'register' 4 anggota inti baru. Dan in sya Allah masih akan ada anggota-anggota inti baru lagi yang akan bergabung di kemudian hari.

Roda Hidup Terus Berputar

" Roda-roda terus berputar... Tanda masih ada hidup..." - Song Liric Ya, roda hidup memang teruslah berputar.. tanda kehidupan kita memanglah masih "hidup".. Melihat definisi "hidup" sendiri, kita bisa mengetahui bahwa hidup adalah suatu dinamika. tidak ada dinamika, tidak hidup.. Hidup itu bukan stagnansi. Hidup itu adalah proses yang berkesinambungan.. Dan proses adalah suatu pergerakan.. Gerakan adalah perpindahan posisi.. Perpindahan posisi berarti perpindahan kedudukan.. Dari titik awal ke titik selanjutnya.. Sebuah petuah dari saya, untuk kita semua.. Termasuk untuk saya sendiri terutama.. Bukan sebagai tindakan "sok menggurui" namun sebagai tindakan "saling berbagi" Untuk yang merasa sedang berada di atas, dan untuk yang merasa sedang berada di bawah.. Ingatlah kata2 kausatif saya di paragraf 1.. bagai mana hidup itu terkait dengan perpindahan dari satu titik ke titik selanjutnya.. Roda berputar bukan berarti kita akan s