Langsung ke konten utama

A Memo in the Silence

6.40


Kamu...


Tak lepas pandangamu dari hiruk pikuk perempatan pagi itu..
Menelisik setiap kendaraan yang berlalu lalang satu per satu..
6.40..
Kemudian matamu terbelalak, kedua ujung bibirmu terangkat membentuk bulan sabit..



Dia....




Dia lewat di depanmu..
Melaju lurus mengutara..
Kamu gelisah, harus menunggu 69 detik lagi untuk dapat menyusulnya..
Detik lampu merah kian temaram melambat seiring ketidak sabaranmu..
3...2....1...hijau!
Kamu menarik gas dan melaju mengejarnya..
Sambil bergumam sendiri "tunggu aku, tunggu aku"
Lagi lagi matamu menelisik setiap ruas jalan, mencari sosok kekarnya yang entah di mana..
Dia ! Berhenti !
Matamu berbinar, berterima kasih pada lampu merah kedua yang telah menahannya 100 detik sehingga kamu dapat menyusul dia..
3...2...1...hijau
Akhirnya kamu dan dia dapat melaju bersama..
Kamu berusaha sedekat mungkin di belakangnya..
Tak mau kehilangan jejaknya lagi..
Kamu menahan senyum..
Memandangi punggung kekarnya dan menghafal plat nomor motor machonya..
Oh ! Sial !
Polisi menghentikanmu dan menyuruhmu memberi jalan pada pejalan kaki..
Kamu kehilangan dia lagi!
dia lolos dari pemberhentian itu dan melaju mengutara..
Kamu menghela nafas panjang..
Menunggu polisi mengaba "jalan"..

Dia hilang.. Sudah sampai..
Kamu terlambat..
Hanya tas nya yang berayun mengikuti derap langkahnya menaiki tangga sekolah yang dapat kamu lihat...
Kamu terus memandanginya sambil berusaha melepas pelindung kepala mu..
Ada sayup kekecewaan pada sorot matamu..
Kemudian dengan gontai kamu naik mengikutinya...



Aku....



Aku terlambat lagi..
Di lampu merah kedua aku melihat sosokmu yang tengah melaju..
Namun aku tertahan 112 detik untuk dapat menyusulmu..
Dan di sinilah aku berhenti..
Tepat.. tepat di samping motor mu..
Aku hanya menatap motormu sebentar.. Tahu bahwa ini kamu..
Lalu aku berharap..
Suatu pagi, semoga aku dapat kesempatan tuk bisa berjalan lagi di sampingmu..
Seperti dulu..
Meski langka...



______________________________________________________________________________


Rahasia Hati 

Dua tahun..
Tujuh ratus tiga puluh hari..
Selama itu kemana kah dia ? Atau kemanakah kamu?
Kamu bahkan tak tahu namanya..
Siapa sosok tegap yang pada suatu hari akhirnya kamu mulai terpesona ?

Pada suatu pagi yang tak terhiraukan..
Kamu dan dia sama-sama bertatap mata..
Sebentar..
Namun entah mengapa kamu merasa ada sesuatu yang istimewa dari dia..
"Entahlah, mungkin itu cuma perasaan biasa" batinmu..
Lalu kamu tak pernah mengingatnya lagi..
Dan kemudian pagi-pagi selanjutnya hal itu terjadi lagi dan lagi..
Sehingga akhirnya kamu bertanya-tanya..
Siapa dia ? Siapa namanya ? Kelas apa ? Kenapa aku tak pernah melihat dia sebelumnya?
Kamu hanya menyimpan pertanyaan itu dalam batin saja..
Tak menghiraukannya lebih dalam..
Entahlah, kamu tak mengenalnya sama sekali..

Lagi lagi suatu pagi..
Kamu bertemu dia lagi..
Kali ini kamu benar-benar penasaran..
Siapa dia ?
Tahu isi hatimu, Tuhan mengirimkan mu suatu momen..
Momen di mana kamu bertemu dengan dia, dan kamu bersama temanmu...
Lalu kamu beranikan bertanya "Siapa dia?"
Jawaban itu kamu dengarkan dengan seksama..
Untuk pertama kalinya, kamu tahu namanya..
Nama yang tak asing bagimu..
Nama yang sempat membuatmu sebal, karena selalu muncul di setiap request mu di jejaring sosialmu..
Entah itu facebook, twitter, instagram, sampai path..
Request yang sampai sekarang tak pernah kamu approve, ilfeel..

Namun seusai kelas hari itu, kamu langsung bergegas membuka semua jejaring mu dan mengapprove semuanya..
Request yang ibarat telah penuh jaring laba-laba.. Terlalu lama..
bertahun yang lalu..
Kamu merasa berdosa, membiarkan dia follow, dan setahun kemudian kamu baru followback..
Tapi kamu bersyukur, kamu sudah berteman dengannya di facebook..

Sejak itu kamu jadi memperhatikan dia..
Momen di mana kamu kebetulan bebarengan dengannya selalu kamu manfaatkan dengan baik..
Meski kamu tahu kamu tak akan pernah bisa berkenalan dengan dia..
Momen itu kamu gunakan untuk menghafal wajahnya..
Bagaimana bisa kamu akan kenal dia suatu hari nanti?
Ada urusan apa ? kenal sama sekali tidak..
Tidak ada urusan, tidak ada alibi apapun..

Lalu di sini lah kamu..
Mengamatinya dari jauh tanpa pernah mendengar bagaimana suaranya dan bagaimana dia..
oh ! dia mendekat ! lewat tepat di depan mu..
Dengan arah tegak lurus dengan sudut hadap wajahmu..
Kamu menahan nafas..
Oh, manisnya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The New Blog

Dedicated for My Lovely Brother and Sister

Buat dua kakak ku tercinta : Afif Imaduddin dan Irfani Fithria Ummul Muzayanah ----------------------------------------------------------- Salam dari adekmu, Rossi Rizki Bestari.. Aku tau nggak semua orang beruntung bisa punya kakak laki-laki dan kakak perempuan. di tambah status menjadi adek paling bungsu. Dan menjadi adek kalian adalah suatu anugerah takdir tersendiri yang paling indah. Kira kira "hampir" 18 tahun yang lalu aku hadir dalam keluarga ini. Keluarga yang di ketuai oleh seorang imam yang cerdas dan tangguh beserta wakil ketua seorang wanita shalihah yang perkasa. Kini silsilah pohon kehidupan itu semakin bercabang dan semakin berkembang. Yang mulanya hanya terdiri dari 5 orang anggota inti, sekarang sudah ter'register' 4 anggota inti baru. Dan in sya Allah masih akan ada anggota-anggota inti baru lagi yang akan bergabung di kemudian hari.

Roda Hidup Terus Berputar

" Roda-roda terus berputar... Tanda masih ada hidup..." - Song Liric Ya, roda hidup memang teruslah berputar.. tanda kehidupan kita memanglah masih "hidup".. Melihat definisi "hidup" sendiri, kita bisa mengetahui bahwa hidup adalah suatu dinamika. tidak ada dinamika, tidak hidup.. Hidup itu bukan stagnansi. Hidup itu adalah proses yang berkesinambungan.. Dan proses adalah suatu pergerakan.. Gerakan adalah perpindahan posisi.. Perpindahan posisi berarti perpindahan kedudukan.. Dari titik awal ke titik selanjutnya.. Sebuah petuah dari saya, untuk kita semua.. Termasuk untuk saya sendiri terutama.. Bukan sebagai tindakan "sok menggurui" namun sebagai tindakan "saling berbagi" Untuk yang merasa sedang berada di atas, dan untuk yang merasa sedang berada di bawah.. Ingatlah kata2 kausatif saya di paragraf 1.. bagai mana hidup itu terkait dengan perpindahan dari satu titik ke titik selanjutnya.. Roda berputar bukan berarti kita akan s